
Setiap bepergian ke luar negeri baik itu negara yang penduduknya mayoritas Islam ataupun tidak , Mesjid selalu menjadi salah satu tempat yang ingin saya sempatkan untuk didatangi . Selain menyempatkan diri untuk sholat di dalamnya, dan menyicipi rasa masakan lokal karena biasanya di sekitar mesjid menjadi tempat komunitas muslim penduduk lokal yang menyediakan/menjual makanan halal .
Bangunan dari masjid ini masih mengadopsi bangunan terdahulunya yaitu tempat sembahyang umat Budha atau kuil. Konon Mesjid Cheng Ho yang berada di Jawa Timur mengadopsi arsitektur mesjid ini dalam rancang bangunnya.
Setelah menunaikan sholat dhuhur dan ashar di jamak , barulah saya berkeliling sekitar komplek mesjid , disamping bangunan mesjid saya mendengar sayup sayup suara seperti orang lagi berdoa kayak di film film kungfu , ternyata disitu ada jamaah bapak-bapak dengan memakai kopiah putih sedang sedang mengaji . Memang aneh dan tidak terbiasa oleh telinga mendengar orang mengaji dengan dialek lokal , tapi saya coba cermati dan ikuti dengan seksama detelah sekian menit barulah agak mengerti ternyata mereka sedang membaca Surat Al Kahfi. Saya jadi teringat tentang isu isu keagamaan yang ada di negara sendiri…sambil hanya bisa terdiam dan tertunduk sambil mendengar alunan Al Quran yang dibacakan dengan dialek lokal yang menimbulkan sensasi tersendiri bagi ruang spiritual didalam diri , inilah salah satu keragaman beribadah yang saya saksikan dan berdoa dalam hati semoga kita bisa menampilkan islam yang indah, toleran dan sejuk di negeri sendiri.
Selesai berkeling mengeksplore komplek md yang cukup luas, akhirnya saya kembali menuju Hui an Moslem street untuk mencoba bebarapa masakan lokal den membeli pernak pernik khas kota xian dan berjalan kaki kembali ke hostel untuk beristirahat.